Tradisi Pernikahan Jawa
Minggu, 18 Desember 2011
7
komentar
Dalam budaya jawa, pernikahan dianggap sebagai
suatu hal yang sakral, diagungkan, sehingga pelaksanaannya terasa sangat khidmat,
persiapannya pun sangat banyak, mulai dari persiapan awal hingga persiapan saat
melangsungkan pernikahan. Berikut adalah rangkaian acaranya secara umum:
1. Kegiatan Awal Sebelum Pernikahan
Kegiatan awal yang dimaksud adalah
persiapan sebelum melangsungkan prosesi pernikahan. Adapun urutan persiapan
awal adalah sebagai berikut :
- Utusan
Yaitu orang yang disuruh oleh orang
tua calon pengantin laki-laki untuk mengadakan pembicaraan dengan orang tua
calon pengantin perempuan.
- Salar
Yaitu perjalanan utusan ke rumah
orang tua calon pengantin perempuan dengan tujuan meminta keterangan tentang status
calon pengantin wanita, apakah masih sendiri (gadis) ataukah sudah ada yang
punya.
- Nontoni
Melihat keadaan calon pengantin
wanita dirumah orang tuanya yang dilaksanakan oleh utusan bersama calon
pengantin pria.
- Melamar
Melanjutkan pembicaraan yang berarti
sudah ada persetujuan para calon besan.
- Peningsetan
Upacara piningsetan mencakup 3 hal,
yaitu :
ü Menyerahkan peningset dari calon pengantin
laki-laki kepada calon pengantin wanita.
ü Menyerahkan asok tukon.
ü Menetapkan hari, tanggal, bulan dan tahun upacara
pernikahan (gethak dina). Pada jaman sekarang biasanya disebut dengan tukar
cincin sebagai tanda pertunangan.
- Sasrahan (serahan)
Menyerahkan perlengkapan sesuai
tata cara yang berlaku di tempat dilangsungkannya upacara sasrahan. Adapun
jenis perlengkapan dalam sasrahan antara lain :
ü Perlengkapan wajib, yaitu seperti panjang
ilang, majemikan.
ü Kudangan, yaitu menuruti permintaan orang tua
pengantin wanita.
ü Pamesing, yaitu berupa pakaian yang
diperuntukan bagi kakek/nenek calon pengantin putri.
ü Pelangkah, diperuntukan bagi saudara tua calon
penganti putri bila menikah mendahului saudara tuanya.
ü Perlengkapan
yang lain, seperti uang, pakaian untuk calon pengantin putri.
- Siraman
Upacara siraman dilakukan sehari
sebelum hari pernikahan dilaksanakan. Dilakukan di rumah calon pengantin putri
waktunya kurang lebih jam 11.00 malamdan dikerjakan oleh para sesepuh putrid
dari pihak pengantin putrid yang masih memiliki hubungan kerabat.
- Paes
Dilakukan setelah selesainya
upacara siraman. Dikerjakan oleh juru paes atau dhukun pengantin. Biasanya yang
dipergunakan untuk paes adalah jenis-jenis peralatan kecantikan tradisional.
- Nyantri
Datangnya calon pengantin pria di
rumah calon pengantin putrid dengan diiringi para pemuda yang disebut dengan
sentana penganten.
- Menebus Kembar Mayang
Acara menebus kembar mayang
biasanya dilakukan bersama dengan malam midadareni, pelaksanaanya adalah
sebagai berikut :
ü Ada yang dikerjakan oleh dhukun pengantin sebagai
penebus atau yang mengurus kembar mayang, serta yang mendapat tugas menjaga
kembar mayang.
ü Ada yang dikerjakan oleh petugas tertentu serta
dengan upacara lengkap.
- Majemukan
ü Adalah upacara selamatan yang dikerjakan
setelah upacara penebusan kembar mayang selesai.
2. Acara Pelaksanaan
- Acara Jagong Pengantin
Dalam acara jaging pengantin
dikenal istilah montoran, yaitu jagong mulai dari pagi hari, dilanjutkan siang
antara jam 11.00, jagongan hingga sore hari disusul dengan srah-srahan sekitar pukul 14.00 dan sore hari antara
17.00-19.00 dilaksanakan upacara ijab dilanjutkan panggih.
- Pawiwahan Pengantin / Pahargyan Pengantin
Arti kata pawiwahan yaitu upacara
atau bertemunya pengantin di pelaminan, sedangkan pahargyan yaitu upacara keramaian pengantin atau acara resepsi
pengantin. Pelaksanaan upacara Ijab ada 3 :
ü Dengan acara Ijab serta panggih
ü Hanya acara panggih saja
ü Hanya acara resepsi saja (Karena Ijab dan
Panggih sudah dilaksanakan terlebih dahulu).
- Upacara Bertemunya Pengantin
Semua perlengkapan untuk upacara
bertemunya pengantin terlebih dahulu dipersiapkan. Pengantin putri dengan para
pengiring menuju kursi pelaminan diiringi lagu “kodhok ngorek” dilanjutkan
dengan “arasmaya pelog barang”. Setelah dipertemukan kemudian kedua mempelai
duduk di kursi pelaminan. Terdapan berbagai macam variasi dalam upacara
bertemunya pengantin, diantaranya sebagai berikut :
ü Ada yang dilaksanakan dengan melangkahi daun
kluwih, dengan tujuan supaya kedua pengantin mendapat kelebihan dalam mencari
rejeki.
ü Ada yang dilaksanakan hanya dengan berjabat
tangan.
ü Ada yang dilaksanakan secara lengkap, yaitu dengan
acara-acara sebagai berikut :
1. Ganatal, Merupakan surat yang digulung dan ditali dengan benang
sebanyak 2 buah sebagai sarana saling lempar antara kedua mempelai.
2. Pasangan, Mengandung maksud agar dalam membina
kehidupan berkeluarga dapat mewujudkan keliarga yang si iya se kata lahir dan
batin.
3. Daun pisang raja, Agar dalam membangun rumah
tangga senantiasa disertai kewibawaan seperti derajat para raja.
4. Telur ayam yang diinjak hingga pecah,
Mengandung maksud agar dalam membangun rumah tangga segera dapat lepas dari
ketergantungan dari kedua orang tua.
5. Bokor setaman, Agar dalam kehidupan senantiasa
menjadi bunga kehidupan yang selalu memberi contoh yang baik.
6. Pipisan, Mengandung maksud agar dalam membina
rumah tangga terbebas dari godaan yang membuat tercerainya keluarga.
7. Tilam Lampur, Mengandung makna agar hubungan
kedua mempelai saling mengasihi hingga akhir hayat.
8. Clupak, Mengandung makna agar dalam menjalani
bahtera rumah tangga selalu berada di jalan yang lurus.
9. Kendhi yang berisi air bening, mengandung
maksud agar kedua mempelai memperolah hati yang terang, dan dapat menyelesaikan
segala masalah yang dating.
d. Upacara adapt setelah acara panggih temanten,
yaitu :
1.
Kacar
Kucur, Merupakan acara dimana pengantin pria berdiri dengan membawa tikar yang
berisi uang receh dicampur beras dan ketan kemudian ditumpahkan kepangkuan
pengantin putrid yang menerima dengan selendang, acara tersebut melambangkan
pria terhadap wanita (keluarga) yaitu mencari nafkan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
2.
Suap-suapan,
Kedua mempelai saling membawa makanan, kemudian saling menyuapi secara
bersamaan. Selesai acara suap-suapan, piring yang berisi nasi sisa untuk
menyuapi kemudian minum pun dilakukan seperti itu juga, makna dari saling suap
menyuapi tersebut adalah supaya kedua pengantin nantinya menjadi pasangan yang
saling pengertian, mengasihi, dan rela berkorban satu sama lain.
3.
Timbangan,
Acara timbangan dilakukan ayah mempelai putrid dengan cara merangkul pundhak
kedua mempelai dan kemudian ibu pengantin putrid duduk dihadapan kedua
mempelai. Hal itu menjadi perlambang bahwa kedua orang tua pengantin putri
tidak pilih kasih terhadap menantunya.
4.
Sungkeman,
Kedua mempelai jongkok didepan kedua orang tua baik pengantin pria maupun
wanita yang duduk di kursi, kemudian menyentuh kaki orang tuanya. Acara ini
bermakna bahwa kedua mempelai meminta doa restu agar kelak dapat menjadi
pasangan yang langgeng.
e. Upacara Kirab
Makna Kirab adalah keindahan dan
keagungan sebab yang dikirab adalah “raja sedino” dan “ratu sedalu”. Ada 2 macam kirab
pengantin, yaitu :
1. Kirab Kanarendran, pakaian dalam kirab ini ada
3 macam, yaitu :
ü Basahan, yaitu memakai kampuh atau dodot,
makhutha mathak dan lancingan cindhe. Busana jenis ini termasuk dalam gagrak
kasunanan.
ü Sikepan (nasional), memakai jas berdasi dan
tertutup, mengenakan penutup kepala berwarna hitam.
ü Langerharjan, yaitu memakai jas dengan bagian
belakang lebih pendek, depan tanpa kancing baju, memakai rompi, dasi kupu-kupu.
2. Kirab Kasatriyan, Busana yang dipakai dalam
kirab kasatriyan adalah jas pendek baik polos maupun dengan manik-manik. Adapun
urut-urutan peserta dalam kirab adalah sebagai berikut :
ü Satu orang subamanggala (penunjuk jalan)
ü Dua orang satriya kembar
ü Dua orang patah
ü Dua orang pengapit
ü Kedua mempelai pengapit
ü Delapan orang putrid domas
ü Pihak keluarga pengantin pria dan wanita (3-4
pasang)
ü Orang tua mempelai pria
Dalam budaya jawa, terdapat sebuah prosesi yang
jarang dilakukan, yaitu “Tumplak Punjen”. Acara tersebut mulai jarang dilakukan
karena hanyaq dapat dilakukan apabila sedang melangsungkan pernikahan anak
terakhir, dan saudaranya yang lebih tua sudah menikah semua.
Perbedaan “Tumplak Punjen” dengan prosesi acara
pernikahan yang lain adalah ketika kedua pengantin bertemu, maka semua saudara
kandung yang lebih tua berkumpul bersama pasanganya masing-masing, kemudian
orang tua mempelai pria atau wanita yang menjadi penyelenggara resepsi
memberikan beberapa wejangan, yang intinya adalah, bahwa tugasnya sebagai orang
tua telah selesai, baik dalam membiayai hidup, memberikan bekal ilmu, dan
pesan-pesan agar dapat menjalani hidup dengan baik.
Beragam
budaya terdapat dibumi pertiwi indonesia. Keberagaman itu juga sudah menjadi identitas bagi kita, mengukuhkkan
sebagai bangsa yang kaya akan budaya. Kita memang boleh mempelajari budaya negara
lain yang sedang “NGETREN”, tapi
perlu diingat, sampai kapanpun. Budaya aslimu adalah budaya dimana tempat kamu
dilahirkan.semoga tulisan singkat ini dapat memberi tambahan pengetahuan mengenai Tradisi Pernikahan Jawa,..
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Tradisi Pernikahan Jawa
Ditulis oleh my profile
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://inteksol.blogspot.com/2011/12/tradisi-pernikahan-jawa.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh my profile
Rating Blog 5 dari 5
7 komentar:
sangat bagus.
artikel yang menarik dan penjelasan yg detail dan lengkap
maaf numpang ngasih info nih, cek link yaa ada banyak kumpulan baju pengantin sampai dekorasi buat pernikahan murah :) Terimakasih..
http://www.bumentik.com/p/rias-pengantin_19.html
Acara madik dlam upacara pernikahan it ap ya?
Kuranggg
Kuranggg
Acara madik dlam upacara pernikahan it ap ya?
Acara madik dlam upacara pernikahan it ap ya?
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.