HP ku Musuk Ku…??? Tidak...
Jumat, 30 Desember 2011
0
komentar
World
Health Organization (WHO/Organisasi Kesehatan Dunia)
telah mengeluarkan hasil riset bahwa radiasi
telepon selluler (ponsel) dapat meningkatkan risiko kanker otak. Tetapi
wacana tersebut tidak berdampak banyak bagi pengguna ponsel, mereka lebih
memilih menggunakan handsfree untuk mengurangi dampak radiasi tersebut.
Ditinjau
dari sifatnya, ponsel menggunakan gelombang radio dalam bentuk spectrum
gelombang elektromagnetik. Rentangan gelombang radio sangat luas dan mudah
dipantulkan ionosfer sehingga sering dimanfaatkan untuk peralatan
telekomunikasi, maka dibutuhkan sinyal yang berakibat munculnya radiasi.
Kebiasaan
buruk para pengguna ponsel seperti menggantung, memasukan kedalam saku baju
atau celana dapat mengganggu kestabilan tubuh. Ponsel yang digantungkan di
leher, akan langsung berdekatan dengan jantung sehingga radiasi akan mudah
memapari jantung. Sedangkan bagian pinggang akan mempengaruhi tingkat
kesuburan. Sehingga lebih baik membawa ponsel dalam tas.
Alangkah
baiknya jika saat kita berada dalam keadaan lelah dan ingin memulihkan tenaga,
sebaiknya kita tidak membawa barang elektronik seperti ponsel ataupun walkman
karena pada saat kita beristirahat semua syaraf yang ada pada tubuh kita sedang
meregang dan sangat mudah menerima gelombang radiasi yang membahayakan.
Dr. Eka Putra Setiawan, Sp.T.H.T
dari bagian Divisi Otologi RS Sanglah mengatakan telepon gengam diciptakan
untuk memudahkan manusia berkomunikasi. Namun, kata lelaki kelahiran 15 Juni
1961 ini, banyak efek
samping dari penggunaan handphone yang salah. Hal ini berkaitan dengan
volume suara dan jarak dengar.
“Semakin HP ditempelkan ke telinga,
maka semakin melekat mengenai liang telinga. Efeknya semakin besar yang
menyebabkan terjadi peningkatan bunyi atau resonansi,” ujar spesialis T.H.T.
tamatan UGM Yogyakarta ini. Semakin lama menggunakan HP, kata Dokter Eka, maka
semakin lama bunyi bising yang menyebabkan kelelahan otot. “Menggunakan HP
hendaknya bergantian pada telinga kanan dan kiri. Sama halnya dengan olahraga
berjalan atau lari. Semakin jauh akan terasa capek dan otot pegal. Ada masanya untuk
istirahat bagi otot pendengaran,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Dokter Eka, perlu
diwaspadai efek samping gelombang elektromagnetik yang dipancarkan HP. Radiasi
telepon gengam berakibat buruk terhadap tubuh manusia. Ia menyebutkan radiasi
HP memancarkan 215 kali perdetik masuk ke sel-sel otak mengenai DNA dalam sel.
Tiap HP memancarkan 900 Mhz -1800 Mhz. Untungnya, kata Dokter Eka ini, manusia
memiliki sawar darah otak yang melindungi paparan radiasi ini. Jika
memungkinkan sebaiknya gunakan peralatan hands-free untuk mendengarkan
suara lewat HP. Anak-anak usia dibawah 8 tahun sangat rentan terhadap pancaran
radiasi ini, sehingga sangat disarankan belum waktunya menggunakan HP.
Ia menyarankan malam hari sebaiknya
HP dimatikan. Jika tetap menyala, sebaiknya diletakkan di luar kamar tidur,
agar gelombang elektromagnetik tidka menyerang organ otak manusia. Lapisi HP
dengan aluminium agar memroteksi gelombang elektromagnetik. “Efek samping yang
ditimbulkan gelombang elektromagnetik ini, sulit tidur, pusing, telinga
mendenging, dan daya tahan tubuh menurun,” jelasnya.
Untuk mencegah radiasi gelombang
elektromagnetik kata Dokter Eka, jangan gunakan HP terlalu dekat dengan liang
telinga, berikan jarak secukupnya. Untuk batas jarak masih dalam penelitian
dokter Eka. Jangan gunakan HP terlalu lama disamping panas yang disebabkan
baterai HP, gelombang elektromagnetik juga memberi efek kurang baik. Makan
makanan yang mengandung vitamin untuk saraf seperti B1, B6, B 12 yang banyak
terkandung pada kacang-kacangan, tahu, tempe, kacang panjang, taoge.
Untuk mengurangi paparan gelombang elektromagnetik, dapat dipilih HP jenis CDMA dengan frekuensi 125 Mhz, karena radiasinya lebih kecil.
Ia menilai kebiasaan mendengarkan musik menggunakan earphone/walkman sudah menjadi trend anak muda. Bahkan tak jarang earphone juga digunakan untuk menerima telepon.
“Earphone menempel langsung di liang telinga. Artinya terjadi kelipatgandaan resonansi. Sebagai contoh HP memiliki kebisingan 80 dB (desibel). Jika mengunakan earphone kebisingannya menjadi bertambah 1, 6 kali. Efeknya tentu lebih berat,” kata Dokter Eka.
Untuk mengurangi paparan gelombang elektromagnetik, dapat dipilih HP jenis CDMA dengan frekuensi 125 Mhz, karena radiasinya lebih kecil.
Ia menilai kebiasaan mendengarkan musik menggunakan earphone/walkman sudah menjadi trend anak muda. Bahkan tak jarang earphone juga digunakan untuk menerima telepon.
“Earphone menempel langsung di liang telinga. Artinya terjadi kelipatgandaan resonansi. Sebagai contoh HP memiliki kebisingan 80 dB (desibel). Jika mengunakan earphone kebisingannya menjadi bertambah 1, 6 kali. Efeknya tentu lebih berat,” kata Dokter Eka.
Gejala awal akan muncul keluhan
mendenging. Menurut Dokter Eka, saraf di telinga tengah mengeluh memberi respon
bahwa adanya gangguan. Jika cepat direspon dengan mengistirahatkan pendengaran,
mungkin saja segera dapat pulih kembali. Namun, jika tidak ditangani dengan
cepat, maka muncul gangguan pendengaran menetap atau tuli.
Menurutnya ada perbedaan arti
mendenging dengan mendengung. Mendenging artinya kebisingan yang mengenai telinga
bagian dalam. Jika tidak segera ditangani akibatnya tuli. Sementara mendengung
hanya mengenai telinga luar yakni tertutupnya saluran tuba eustakhius karena
perubahan tekanan.
Salah satu kasus dampak negatif earphone
dituturkan Dokter Eka. Seorang perempuan melakukan perjalanan dari Bangkok ke
Jakarta. Dalam pesawat ia mengunakan earphone dari Bangkok hingga tiba
di Jakarta selama 3 jam perjalanan. Setibanya di bandara Sukarno Hatta, ia
melepas earphone-nya, namun ia tidak dapat mendengar suara. Malah hanya
terdengar suara mendenging. Akhirnya dengan terpaksa ia harus menjalani rawat
inap selama tiga hari di RS THT Jakarta.
Akhirnya kondisi pendengarannya
mulai membaik, namun sayang fungsi pendengarannya tidaklah sebagus sebelumnya.
“Ada ketentuan jika tingkat kebisingan lebih dari 100 dB, tidak boleh terpapar
lebih dari 2 jam. Lebih dari itu, genderang telinga rusak. Inilah yang dialami
gadis itu,” jelasnya.
Kebisingan suara mempunyai satuan
dB. Batas kebisingan normal adalah 85 dB. Lebih dari itu sudah tergolong bising
yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Beberapa contoh penelitian dikutip
Dokter Eka seperti kebisingan Jalan Diponegoro Denpasar 80 dB, musik rock 100
dB, suara pesawat dan helikopter 120 dB.
“Suara yang masuk ke telinga ditahan
otot-otot kecil di telinga tengah yang memegang genderang telinga, agar tidak
bergetar terlalu keras. Kalau ini lolos, dan otot lelah ia akan masuk ke
telinga dalam yang mengakibatkan rusaknya sel rambut di dalam telinga dalam
yang merupakan organ pendengaran,” jelasnya.
Untuk meredam kebisingan, hal yang
penting dilakukan adalah mengistirahatkan pendengaran. Dokter Eka sudah
melakukan penelitian tentang jam kerja yang baik yakni 6 jam perhari selama 5
hari mulai hari Senin hingga Jumat, dan libur dua hari yakni Sabtu dan Minggu.
Ia menyarankan sepulang bekerja pada
malam hari sebaiknya istirahatkan pendengaran. “Jangan lagi menonton TV atau
mendengarkan musik. Gunakan hari Sabtu dan Minggu untuk mengistirahatkan
pendengaran sehingga hari Senin siap beraktivitas lagi,” sarannya.
Pengobatan gangguan pendengaran kata Dokter Eka, disebut periode emas yakni batas waktu tuli dengan pengobatan. Artinya, makin cepat diobati makin baik sehingga tingkat kesembuhannya semakin besar.
Pengobatan gangguan pendengaran kata Dokter Eka, disebut periode emas yakni batas waktu tuli dengan pengobatan. Artinya, makin cepat diobati makin baik sehingga tingkat kesembuhannya semakin besar.
Pengobatannya juga tidak mudah
karena harus menjalani rawat inap. “Bagian telinga dalam hanya dilalui satu
pembuluh darah. Kalau terkena kebisingan pembuluh darah menjadi stres dan
menguncup, sehingga telinga dalam tidak ada suplai makanan sehingga obat harus
dimasukkan lewat infus. Ini hanya bisa dilakukan dengan rawat inap di RS,”
ungkap Dokter Eka.
Meskipun ada efek bahaya, rasanya tidak mungkin bila
kita tidak menggunakannya… maka gunakan dengan bijak….^_^
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: HP ku Musuk Ku…??? Tidak...
Ditulis oleh my profile
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://inteksol.blogspot.com/2011/12/hp-ku-musuk-ku-tidak.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh my profile
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.